Pejagoan, newsuniveraitasputrabangsa.ac.id – Dalam rangka memperingati HUT RI yang ke-78, Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Putra Bangsa (Mapala Trabas) bersama sejumlah komunitas lainnya melakukan pembentangan bendera raksasa berukuran 25×10 m di Bukit Kedoya, Desa Tunjungseto, Sempor pada hari minggu, 13 Agustus 2023.
Kegiatan tersebut bertujuan untuk menghargai dan menghormati perjuangan dari para pahlawan Indonesia yang telah mengorbankan nyawanya untuk dapat mengibarkan bendera merah putih. Mapala Trabas mensimulasikannya melalui pembentangan bendera di tebing yang ketinggiannya 100 meter lebih.
Hal tersebut pastinya mempertaruhkan nyawa para penerjun, sehingga diharuskan untuk mendahulukan keselamatan tim penerjun. Memang jika dibandingkan tidak akan sebanding dengan pengorbanan para pejuang bangsa Indonesia, tapi setidaknya tim penerjun ini dapat sedikit merasakan apa yang pahlawan rasakan dahulu.
Selain itu, kegiatan tersebut juga bertujuan Untuk mempererat tali silaturahmi/persaudaraan antar komunitas. Diadakannya pembentangan bendera raksasa di Bukit Kedoya ini juga untuk memperkenalkan Bukit Kedoya sebagai salah satu icon wisata dan religius, yang ada di Kecamatan Sempor.
“Biasanya di Kecamatan Sempor itu yang terkenal hanya waduknya, padahal di depan waduknya ada salah satu bukit dan itu menjulang tinggi dan view nya langsung ke sempor dan itu masih banyak orang yang tidak tahu” ujar Kepala DesaTunjungseto.
Kegiatan diawali dengan apel pagi. Dengan dihadiri oleh lintas komunitas, seperti Organisasi Pencinta Alam (OPA) Kebumen, komunitas-komunitas di sekitar desa (karang taruna, pokdarwis, dan sebagainya), sejumlah perwakilan dari kecamatan, koramil juga turut serta mengadiri acara tersebut.
Guntur Dhimas Satria, selaku Ketua Umum Mapala Trabas mengatakan bahwa event petama dari Mapala Trabas ini dapat berlangsung dengan lancar dengan adanya 7 penerjun yang siap membentangkan bendera dan disetiap penerjun ada operator (pendamping). Dengan teknisnya, yaitu tim penerjun turun dari atas tebing dengan teknik rappelling dan kemudian mengaitkan bendera di anchor yang sudah disediakan.
“Motivasi diadakannya acara ini yang pertama tentu saja untuk menghormati atau menghargai perjuangan pahlawan bangsa Indonesa yang telah mempertaruhkan nyawanya untuk memerdekakan Indonesia. Kedua memperkenalkan Mapala Trabas dan juga Bukit Kedoya itu sendiri,” tutur Guntur Dhimas Satria.
Guntur berharap dengan adanya kegiatan pembentangan bendera ini keluarga besar Mapala Trabas dapat lebih solid lagi, karena dalam acara ini Mapala Trabas mengundang seluruh alumni dan seluruh anggota Mapala Trabas. Dari situ diharapakan akan timbul tali silaturahmi yang semakin kuat.
Kemudian Guntur juga berharap agar Mapala Trabas dapat lebih dikenal di khalayak umum, bahwasannya Mapala Trabas sanggup mengadakan acara yang ekstrim seperti ini. Kedepannya juga diharapkan akan jauh lebih baik lagi dari system persiapan dan lain sebagainya. Dan untuk Desa Tunjungseto harapannya akan menambah wisatawan yang berkunjung ke Bukit Kedoya.